Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillah,
Meski suasana pandemi corona virus masih menghantui namun tidak menghalangi untuk terus belajar memperoleh ilmu melalui pembelajaran online. Setelah beberapa waktu lalu belajar Ngeblog
mengikuti workshop online SAGUSABLOG maka hari Kamis, 21 Mei 2020 sayapun mengikuti Seminar Nasional Online SAGUSAVI (Satu Guru Satu Inovasi). Seminar dengan tema " Bangkit Lawan Corona; Guru Harus Terus Belajar dan Berkarya" ini diprakarsai oleh IGI dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh setiap tanggal 20 Mei.
mengikuti workshop online SAGUSABLOG maka hari Kamis, 21 Mei 2020 sayapun mengikuti Seminar Nasional Online SAGUSAVI (Satu Guru Satu Inovasi). Seminar dengan tema " Bangkit Lawan Corona; Guru Harus Terus Belajar dan Berkarya" ini diprakarsai oleh IGI dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh setiap tanggal 20 Mei.
Sebagai Keynote Speaker adalah bapak Muhammad Ramli Rahim, Ketua Umum IGI Pusat. Kemudian Nara Sumber adalah bapak Widi Astiyono, Founder Kanal SAGUSAVI. Sedangkan moderator adalah bapak Roch Aksiadi, Pelatih Nasional IGI. Seminarnya sendiri berlangsung pukul 09.00 wib - 12.15 wib. Lebih panjang dari jadwal yang sudah direncanakan. Ini terjadi karena banyaknya antusias para guru yang ingin bertanya sekaligus ingin memperoleh ilmu dan wawasan melalui seminar ini.
Beberapa hal pokok yang dapat saya rangkum selama mengikuti seminar tersebut diantaranya adalah paparan bapak ketua IGI, Muhammad Ramli Rahim yang mengkriteriakan guru milenial bukan berarti guru yang berumur muda atau yang lahir pada kisaran 1980an sampai pertengahan 1990an. Guru milenial adalah :
- Guru yang IT "Minded"
- Guru yang terus melakukan inovasi
- Guru yang terus belajar dan belajar
- Guru yang selalu sibuk menemukan cara pengembangan diri
Alhamdulillah, beliau menyampaikan bahwa sekitar 90% guru yang tergabung dalam IGI sangat mengenal IT.
Selain itu, beliau juga mengklasifikasikan tingkatan guru :
- Guru Konservatif, guru yang menutup diri alias anti perubahan
- Guru Takut Karena Organisasinya, khawatir bila mengikuti pelatihan yang bukan berasal dari organisasinya
- Guru Sadar Diri, namun malas mencari tahu untuk memperbaiki kualitasnya.
- Guru Takut Pelatihan, sudah minder lebih dahulu dengan materi pelatihan
- Guru Malas, karakter yang sulit diubah dengan cara apapun.
Sedangkan harapan beliau selaku ketua umum IGI mengenai pendidikan di Indonesia adalah :
- Pendidikan seharusnya berubah dengan lebih drastis, harus berani.
- Pendidikan Indonesia sangat rapuh ditingkat dasar, Padahal sebagai ilustrasi bangunan pondasi haruslah kokoh agar ke atasnya tidak mengkhawatirkan
- Beban kurikulum yang sangat berat di pundak para anak didik
- Agar lebih memformulasikan kurikulum yang lebih mendasar.
- Konsep sekolah yang mesti disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak didik
- Proses seleksi guru yang masih belum baik. Masih banyak guru "titipan", serta seleksi yang serampangan.
- Menyikapi pandemi corona ini perlunya membuat pedoman pembelajaran jarak jauh
Paparan Nara Sumber bapak Widi Astiyono yang dapat saya rangkum diantaranya:
Terdapat 3 tipe orang :
- Tipe orang "ingin", yakni orang yang selalu memiliki alasan dengan diawali kata "tapi"
- Tipe orang "memilih" yakni orang yang selalu beralasan dengan kata "jika"
- Tipe orang "berkomitmen", yang selalu melaksanakan tugas dan fungsi guru serta berupaya mengembangkan dirinya.
Cintailah profesi guru, bagaimana caranya?
"Nikmati pengalamannya, rasakan kebahagiaannya"
Menurut paparan bapak Widi,
Guru Inovatif yakni:
- memahami benar profesinya
- rajin membaca dan menulis
- sensitif dengan waktu
- kreatif
- perkuat motivasi
- biaya penting namun bukan penentu segalanya
- mengubah cara pandang
- berani tampil beda
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
sertifikat seminar....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar